Pengalaman Kerja di PT. Astra Daihatsu Motor
(15 September 2005 – 27 Juli 2007)
Hari
Jum’at 16 September kami sampai di depan masjid Astra Internasional
kemudian berjalan kaki dengan barang bawaan kami sekitar 1 km untuk
menuju tempat persinggahan pertama kami di Jakarta. Kami sampai di ruang
sempit sekitar 5x5m yang harus ditempati 24 orang di pemukiman dekat
pembuangan sampah dan di tepi sungai tempat pembuangan limbah industri.
Hari itu merupakan awal di mana kami mulai hidup mandiri secara ekonomi,
pada pukul 15.00 WIB kami
menandatangani kontrak kerja di PT. Astra Daihatsu Motor, Jakarta Utara.
Selama 3 hari pertama, kami menjalani pelatihan kedisplinan untuk
melatih kecakapan kami dalam bekerja. Diawali dengan bangun pagi, pukul
06.45 kami harus sudah sampai di tempat pelatihan dan berlari tujuh kali
putaran Head Office PT.Astra International tanpa diselingi berjalan,
istirahat, apalagi berhenti. Setelah itu kami masuk dalam ruangan secara
teratur untuk mendapatkan materi mengenai etika kerja yang berlaku di
PT. Astra Daihatsu Motor. Hal yang paling kami ingat dan yang masih
sering kami bawa sampai saat ini adalah sapaan “Selamat Pagi” yang harus
diucapkan setiap waktu kami bertegur sapa, karena bagi orang-orang di
Astra tidak ada siang dan malam, kami harus selalu bersemangat seperti
di pagi hari meskipun waktu sudah senja atau larut malam.
Setelah
3 hari berlalu, kami datang kembali ke Head Office PT. Astra
Internasional untuk melihat informasi di manakah kami akan ditempatkan.
Dan hasilnya, saya satu-satunya yang ditempatkan di Plant 2 (Engine
Plant/Perakitan mesin). Saat itu lah saya mulai merasa benar-benar akan
bekerja dengan lingkungan baru dan terpisah dari semua alumni SMK N 2
Salatiga yang lolos seleksi kerja di PT. Astra Daihatsu Motor. Meskipun
kami masih berada di tempat tinggal yang sama tapi kami jarang bertemu
satu sama lain karena pembagian shift dan sistem kerja yang padat.
I. Masa OJT (On The Job Training)
Hari
Pertama, saya berangkat kerja mengenakan seragam berwarna biru muda
dengan bawahan celana berwarna abu-abu tua. Ada yang berbeda dari saya
dengan karyawan lain, yaitu pita berwarna orange di tangan kanan saya
dengan tulisan OJT yang harus selalu dipakai selama bekerja, karena itu
yang menandakan bahwa saya masih “OJT” (On the Job Training) artinya
masih dalam pelatihan dan belum professional seperti yang lain. Masa OJT
menandakan bahwa saya belum bertanggung jawab penuh ketika terjadi
kerusakan akibat dari kesalahan dalam pekerjaan. Saat itu yang bisa saya
lakukan hanya memegang air impact dan mengoperasikannya pada blok
silinder yang rusak untuk melatih teknik dan kecepatan dalam memasukkan
nut (baut) dalam ulir di blok silinder. Hal itu yang saya lakukan setiap
hari selama 1 minggu dari pukul 07.30 setelah senam pagi sampai sampai
dengan pukul 16.15 sore, masih dilengkapi
dengan membersihkan area pabrik di saat mesin dan orang-orang masih
bekerja. Ini tidak akan terjadi jika tidak ada karyawan baru di Plant 2,
hal itu termasuk budaya gojlokan dan sekaligus melatih bahwa saya harus
tetap menjaga kebersihan di saat bekerja dengan banyak limbah yang
dihasilkan. Karyawan lain hanya melakukan pembersihan area pada saat
istirahat dan setelah jam kerja selesai. Senam yang dilakukan setiap
pagi sama seperti yang dilaksanakan hari jum’at di SMK N 2 Salatiga
adalah untuk pelemasan otot sebelum mulai bekerja. Karena bekerja di PT.
Astra tidak jauh berbeda dengan bekerja sebagai seorang atlit. Saya
dituntut untuk cepat, tanggap, kuat dan harus mampu meminimalisir
kesalahan dalam semua tuntutan itu untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja dan kerusakan yang fatal.
Setelah
satu minggu kemudian saya mulai dimasukkan dalam pos kerja untuk
menyesuaikan ketepatan kerja dan memperhitungkan waktu. Pada saat itu
masih dalam hitungan 2,1 menit untuk menyelesaikan serangkaian pekerjaan
dalam satu pos kerja, begitu bekesinambungan sampai dengan rata-rata
285 kali menyelesaikan pekrjaan itu dalam setiap harinya. Pada saat itu
saya masih dalam pengawasan dan bimbingan secara langsung di lapangan
oleh karyawan senior. Meskipun saya mendapatkan jaminan kesehatan berupa
uang kesehatan juga berbagai macam vitamin dan suplemen, rasa lelah
tetap tidak bisa dihindari. Karena saat itu adalah saat-saat pertama
saya menyesuaikan fisik saya dengan pekerjaan yang belum pernah saya
rasakan sebelumnya. Lambat laun penyesuaian terjadi, saya merasa
terbiasa dengan pekerjaan yang menguras tenaga dan otak setiap hari.
II. Masa Pelepasan Pita OJT
Pita
OJT akan dilepaskan setelah masa training selama 3 bulan, demikian yang
tertulis pada buku panduan untuk karyawan. Akan tetapi tidak sesuai
dengan waktu, Pita OJT saya dilepaskan tepat selama 2 bulan saya bekerja
dalam pengawasan senior. Saat pelepasan Pita OJT itu saya dipanggil
oleh Plant Manager, dan beliau memberikan pengarahan pada saya bahwa
mulai saat itu saya sudah seperti karyawan yang lainnya. Artinya saya
harus bertanggung jawab sendiri dengan apapun yang terjadi dalam
pekerjaan saya. Karena pita OJT telah dilepas, berarti semua bentuk
kesalahan, kelalaian, dan ketepatan kerja adalah tanggung jawab saya
secara pribadi. Di situlah saya mulai berkembang dengan kemampuan kerja
saya karena pada akhirnya kita dituntut untuk menguasai pos kerja yang
lain untuk up-skill, menambah wawasan dan kemampuan, sekaligus memenuhi
target persyaratan untuk dapat berprestasi di dunia kerja. Tidak seperti
plant yang lain, plant 2 memiliki kebijakan yang bagus yaitu setiap
satu bulan sekali plant 2 mengadakan briefing besar untuk mengumumkan 5
kategori dalam prestasi kerja yaitu :
· Karyawan dengan HRP (kesalahan/kerusakan) minimal
· Karyawan dengan kebersihan lokasi / pos kerja karyawan
· Karyawan dengan kecelakaan kerja minimal
· Karyawan dengan absensi yang penuh (tanpa ijin, sakit, ataupun alpha)
· Karyawan tanpa pemberhentian line dalam satu bulan
Setiap
kategori tersebut akan mendapatka imbalan berupa bingkisan yang cukup
lumayan untuk menghemat pengeluaran uang dalam 1 bulan. Karena adanya
kebijakan itulah karyawan plant 2 memiliki motivasi untuk berlomba dan
menunjukkan prestasi yang baik dalam bekerja. Dan karena kebijakan
tersebut, selama 4 tahun terakhir sampai saat saya bekerja di sana Plant
2 mendapatkan trophy dari Hideki Nomura (General Manager PT.Astra
International saat itu) sebgai Plant dengan tingkat kecelakaan kerja dan
kerusakan paling minimal di seluruh Plant di PT. Astra Daihatsu Motor
dan PT. Astra International termasuk mengalahkan rekor Toyota.
III. Pendapatan
Sampai
6 bulan bekerja, saya masih bertahan di tempat tinggal yang sama dengan
8 teman saya yang sering menyebut tempat itu “Gupon” (rumah burung
dara), karena tidak ada tempat tidur yang empuk dan nyaman. Dan 16 teman
kami yang lainnya meniggalkan tempat itu untuk mencari tempat yang
lebih layak dari pada tempat itu. Saya mengeluarkan biaya 50 ribu rupiah
perbulan untuk menyewa tempat itu, tanpa saya ceritakan mungkin sudah
terbayang tempat macam apa di Jakarta yang boleh di sewa dengan uang
hanya 50 ribu rupiah. Kami istirahat dengan hanya beralas kayu dan
karpet plastic, harus bangun jam 03.00 pagi untuk mencuci karena
persediaan air terbatas, harus membeli mie instan untuk 1 bungkus di
masak 2 kali kemudian hanya membeli nasi di siang dan malam hari. Alasan
saya bertahan di tempat itu adalah pada saat itu pendapatan saya masih
sangat sedikit, dan lagipula tempat itu jauh dari berbagai macam bentuk
penyebab kanker (kantong kering). Tempat itu berada tepat di belakang
panti asuhan, di samping sungai yang kumuh dan sedikit terlihat
mengalami kesenjangan social. Kami ber-8 tinggal di lantai 2 ruang yang
bersisi dan beralaskan papan kayu (semacam loteng) dengan pemilik tempat
yang memang kurang mampu. Cukup beralasan karena saat itu gaji yang
saya dapatkan tidak cukup meyakinkan untuk bisa memiliki sisa tabungan
dalam satu bulan. Pendapatan satu bulan rata-rata Rp.1.100.000,- tidak
bisa membuat saya terlalu leluasa bergerak di Jakarta. Biaya untuk makan
setiap hari minimal Rp.15.000,- ditambah dengan keperluan setiap hari
dan beberapa keperluan yang mendadak ketika ada iuran kampung, air,
listrik, peralatan dan pakaian yang hilang, pengamen yang memaksa, dan
sakit ataupun yang tak terduga lainnya.
Saat
mulai menginjak bulan ke-6 bekerja, pada saat itulah kenaikan gaji saya
rasakan karena PT.ADM mengalami peningkatan jumlah produksi. Saat itu
saya mendapatkan rata-rata Rp.3.500.000,- perbulan, akan tetapi dengan
konsekuensi waktu istirahat berkurang karena si Jepang tidak bisa
melihat kalender tanggal merah saat perusahaannya harus memenuhi jumlah
permintaan produksi sebanyak 19.000 unit mobil ekspor setir kiri untuk
Eropa dalam sebulan. Dengan kondisi semacam itu kami ber-8 sepakat untuk
mencari tempat kost yang lebih layak karena kondisi fisik yang harus
dijaga untuk memenuhi tuntutan pekerjaan. Kami menyewa 2 kamar kost
dengan satu kost diisi 2 orang secara bergantian. Itulah cara yang kami
pakai untuk tetap ekonomis dalam pengeluaran. Jadi satu kamar diisi 4
orang akan tetapi diatur untuk shift kerja yang berbeda. Satu kamar
dihargai sebesar Rp.200.000,- perbulan, jadi saya tetap hanya
mengeluarkan Rp.50.000,- perbulan untuk tempat tinggal yang lebih layak.
Pendapatan
lain saya dapatkan dari uang transportasi yang diberikan oleh
perusahaan dalam satu bulan sebesar Rp.200.000,- uang itu utuh dan bisa
untuk tambahan biaya hidup satu bulan. Saya biasa berjalan kaki dalam
perjalanan menuju tempat kerja, jadi uang transport tidak terpakai untuk
perjalanan. Selain itu juga sebisa mungkin untuk meminimalisir
kemungkinan sakit, karena dalam satu bulan saya mendapatkan tunjangan
pengobatan tiap bulan sebesar Rp.135.000,-. Jika tidak ada biaya
pengobatan ataupun resep yang harus ditebus maka uang tunjangan
kesehatan tersebut bisa dipakai untuk kebutuhan yang lain. Setiap Hari
Raya Idul Fitri karyawan PT.ADM mendapatkan 2 kali gaji pokok. Dan
setiap akhir tahun akan mendapatkan bonus yang sesuai dengan prestasi
dan ketelitian ataupun kelalaian kerja, dalam arti jika prestasi kerja
bagus dan tidak ada kerusakan atau kerugian maka bonus akhir tahun akan
utuh plus gaji pada bulan Desember. Akan tetapi jika ada kelalaian kerja
atau terjadi kerusakan-kerusakan pada komponen-komponen atau peralatan
robotic perusahaan, maka bonus akan dipotong untuk mengganti kerugian
tersebut.
IV. Perpindahan Plant
Kembali
lagi saya mendapatkan pengalaman yang langka dan tidak didapatkan oleh
tman yang lain. Setelah 8 bulan bekerja di Plant 2, pemerintah
memberikan surat perintah pindah ke berbagai industry besar di Jakarta
karena alasan perbaikan lingkungan setelah Jakarta penuh dengan berbagai
macam polusi dan pemanasan global. Termasuk Plat 2 PT. ADM tempat saya
bekerja yang mendapatkan surat pindah dan mendapatkan area di Karawang,
Jawa Barat. Saat itu Plant 2 diliburkan selama 1 minggu untuk rapat
besar dengan General Manager AI. Dan akhirnya muncul keputusan bahwa
Plant 2 PT. ADM akan dipindahkan ke Karawang beserta seluruh karyawannya
dengan pesangon transportasi sebesar Rp.2.000.000,- untuk semua
karyawan kontrak, dan 4.500.000,- untuk semua karyawan tetap. Dan saya
satu-satunya karyawan yang menolak untuk pindah ke Karawang karena
tempat kerja yang jauh dari pemukiman warga termasuk untuk tempat kost,
dan saya tidak memiliki alat transportasi seperti karyawan yang lainnya.
Akhirnya
keputusan dikeluarkan bahwa saya di resend ke Plant 4 (Assy
Plant/Assembling Plant) yang lokasinya tidak jauh dari lokasi Head
Office PT. ADM. Biasanya saya bertemu dengan nut (baut) berukuran mini
di Plant 2, kemudian di Plant 4 saya berteman dengan nut (baut) dan air
impact yang berukuran jumbo. Ditambah berkenalan dengan moment torque
dengan berat 2 kg hingga 5,5 kg dengan jam kerja yang lebih panjang
disbanding Plant 2. Biasanya paling lama saya bekerja sampai pukul 17.30
sore, kali ini saya harus bekerja sampai pukul 20.45 malam. Begitu juga
yang terjadi pada shift 2 (kerja malam) saya yang bertambah rata-rata 2
jam kerja setiap harinya. Meskipun gaji yang didapatkan di Plant 4
memang jauh lebih besar dibandingkan dengan Plant 2, akan tetapi tingat
kelelahannya juga jauh berbeda. Bagi saya memang berat bekerja di Under
Body (Assy Plant), namun lambat laun juga akhirnya saya terbiasa. Karena
satu keuntungan juga, karena komponen-komponen yang dipasang di Plant 4
jauh lebih besar jadi tidak terlalu rumit dan tidak sesulit pemasangan
komponen di Plant 2. Saya kembali harus bersosialisasi dan bekerja sama
dengan orang-orang serta budaya yang berbeda. Di plant 2 mayoritas
karyawannya adalah orang-orang Jakarta dan Betawi asli, akan tetapi di
Plant 4 justru orang-orang Jakarta asli adalah minoritas dan yang
mayoritas adalah suku Jawa dengan logat bahasa yang beraneka ragam
karena mereka orang-orang Jawa dari berbagai daerah. Di sini fungsi
sosial harus fleksibel, karena ketika kebudayaan dari Plant 2 saya bawa
ke Plant 4 banyak orang yang akan tersinggung dengan sikap dan cara saya
yang biasa saya lakukan di Plant 2.
V. Perpanjangan Kontrak
Kontrak
kerja saya telah habis, saat itu tepat tanggal 15 September 2006 saya
di panggil ke HRD Plant 4 tempat kedua saya bekerja di PT. ADM. Saya
berfikir saya tidak akan diperpanjang kontrak karena saya merasa saya
adalah karyawan yang di resend dari Plant 2 dan baru berpengalaman di
Plant 4 hanya selama 4 bulan. Begitu juga yang terjdai dengan 16 teman
saya yang manandatangani kontrak di PT. ADM bersama saya pada 15
September 2005 telah tereliminasi dengan beberapa catatan kerusakan yang
fatal. Dan hal terakhir yang saya ingat di Plant baru saya ini, saya
menghancurkan 2 rakitan engine dan transmisi yang saya tabrakkan ketika
dua-duanya akan dipasang pada rangka mobil karena mengantuk saat shift 2
(kerja malam). Dan benar ternyata data itu tercatat dan dibacakan pada
saya saat saya dipanggil ke HRD. Akan tetapi kebudayaan yang saya bawa
dari Plant 2 telah menolong saya. Saya tetap diperpanjang kontrak dengan
alasan saya tidak pernah mangkir ataupun ijin dari hari kerja, dan
dalam catatan saya tidak pernah terlambat masuk kerja. Di Plant 2 saya
dididik untuk berlomba dalam kedisplinan tersebut yang akhirnya menolong
dan menutup kesalahan yang saya lakukan di Plant 4.
Berlanjut
dengan title karyawan kontrak kedua berarti saya adalah senior dengan
tanggung jawab yang lebih tinggi. Dua bulan kontrak kedua saya, saya
diberi tanggung jawab untuk membimbing karyawan baru dengan pita orange
OJT. Saya baru menyadari bahwa dulu pada saat OJT ternyata saya
mengacaukan pekerjaan senior saya, karena akhirnya saya merasakan bahwa
pekerjaan saya kacau karena saya membimbing karyawan OJT. Tidak ada yang
heran ketika saya menjadi top skor memberhentikan line, karena memang
hal itu akan sering terjadi pada setiap karyawan yang membimbing
karyawan berlabel OJT. Akan tetapi ketepatan langkah yang diambil saat
membimbing itulah yang menjadi penilaian bahwa saya bisa dinyatakan
sebagai pembimbing kerja yang baik atau tidak. Ternyata satu pengalaman
lagi saya dapatkan, setelah si OJT lancar pengawasan yang saya berikan
mulai berkurang karena dia sudah mulai menguasai apa yang saya ajarkan.
Pada saat itulah saya banyak belajar dari pos kerja lain untuk up-skill,
mempelajari dan turun di pos kerja lain untuk menambah penguasaan alat
dan komponen. Akan tetapi bukan prestasi yang saya kejar untuk menjadi
karyawan tetap, hanya pengalaman, pengetahuan, dan sosialisasi yang saya
butuhkan karena saya tidak pernah berencana untuk menjadi karyawan
tetap di PT.ADM. Saya berencana untuk melanjutkan pendidikan dengan
materi yang saya kumpulkan selama saya bekerja di sana. Motivasi dalam
diri saya itu yang mendorong saya untuk berhemat dan tidak pernah
macam-macam ketika saya bergaul dengan orang-orang di sana.
Pada
saat Quality control yang dihadiri oleh para petinggi PT. ADM dan
pimpinan-pimpinan dari PT. Astra International, dan waktu itu saatnya
saya tau hukum sebab-akibat. Jika pekerjaan saya baik tanpa kerusakan
fatal dan kelalaian maka bonus tahunan yang akan saya terima dalam satu
tahun utuh dan akan diterima secara cuma-cuma, dan itu terjadi di tahun
pertama saya dengan bonus utuh dan 0% kerusakan. Akan tetapi di tahun
kedua, bonus saya harus terpotong sebanyak 25% karena
saya harus mengganti kerugian pada saat saya menghancurkan 2 unit
engine siap pasang karena mengantuk. Tidak ada penyesalan, yang ada
hanya belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan
agar tidak menyesal karena rumus sebab-akibat berlaku. Itulah tanggung
jawab dan kemandirian, jika berani membuat kesalahan maka harus berani
menghadapi resikonya.
VI. Surat Peringatan (SP)
Semua
karyawan lapangan ataupun HRD maupun HO PT.ADM harus mematuhi peraturan
yang berlaku di PT. ADM, ada pelanggarab yang biasa terjadi dan bisa
dimaklumi, akan tetapia ada yang tidak bisa dimaklumi dan harus
mendatangkan Surat Peringatan (SP). Saya belum pernah mendapatkan SP,
jadi kurang lebih yang saya pernah tahu di PT. ADM adalah sebagai
berikut :
1. SP 1
: untuk pelanggaran yang ringan mengenai kelalaian ringan yang pernah
dilakukan sebelumnya baik secara sengaja ataupun tidak dan mengenai
kelalaian yang berhubungan dengan meniggalkan pekerjaan tanpa konfirmasi
yang jelas.
Contoh yang pernah saya temui
: tidur pada jam kerja saat line berhenti, mengoperasikan mesin atu
robot di luar area yang ditentukan, merokok pada saat bekerja, merokok
di area mudah terbakar dan ada peringatan tertulis, berjalan di
jalur/rel mesin dan robot pada saat jam kerja, mengoperasikan alat tidak
sesuai dengan fungsinya, membuat keributan/membuat onar.
Catatan :
karyawan dengan SP 1 tidak dipanggil ke HRD secara khusus, memiliki
data yang meberatkan sehingga tidak akan sampai pada kontrak berikutnya,
jabatan dan level kerja tidak turun akan tetapi kehilangan ijin untuk
up-skill.
2. SP 2 :
telah mendapatkan SP 1 satu dan melakukan kesalahan yang sama ataupun
tindak lanjut dari SP 1 di mana resiko-resiko yang ada adalah akibat
dari kelalaian-kelalaian pada SP 1.
Contoh yang pernah saya temui
: berkelahi dengan sesama karyawan, kelalaian kontrol yang membuat
komponen hilang, lolos checker RM hingga kerusakan sampai di show room
(terlihat publik), pemasangan komponen paten yang salah, kebut-kebutan
saat test drive dan mengoperasikan forklift.
Catatan :
karyawan dengan SP 2 akan dipanggil secara khusus dengan diskors, dapat
dipastikan tidak akan melanjutkan kontrak, jabatan dan level kerja
diturunkan.
3. SP 3 :
tindak lanjut dari SP 1 dan SP 2 yang mengakibatkan kesalahan yang
fatal ataupun kesalahan yang sangat fatal tanpa melalui SP 1 dan SP 2.
Contoh yang pernah saya temui
: pemukulan terhadap atasan, salah area hingga mengakibatkan
kecelakaan, menjatuhkan unit dari jig dan membahayakan karyawan
dibawahnya, kesalahan system pengapian yang menyebabkan kebakaran di
area bahan bakar.
Catatan
: karyawan dengan SP 3 akan dikeluarkan dengan blacklist dan tidak akan
diterima bekerja di jaringan Astra seluruh Indonesia, pengeluaran tanpa
pesangon dan tanpa pakelaring (surat pengalaman kerja).
VII. Akhir Masa Kerja
Sebelum
akhir masa kontrak kedua saya lebih dulu dipanggil tiga bulan
sebelumnya untuk wawancara kembali dan negoisasi di HRD kemudian
berlanjut di Head Office. Saya memang sudah membangun rencana lain yang
menurut saya lebih baik untuk masa depan saya. Saya berencana untuk
membangun sebuah usaha untuk mendapatkan penghasilan dan bisa membiayai
hidup serta perjalanan pendidikan yang saya rencanakan. Setelah
wawancara itu saya kembali bekerja seperti biasanya dan masih dalam
sikap profesional tanpa berfikir bahwa ketrikatan saya dengan PT. ADM
akan segera berakhir. Pada tanggal 27 Juli 2007 saya datang ke HRD untuk
mengurus pengunduran diri sebelum masa pengangkatan karyawan (sebelum
masa kontrak kedua habis). Dan pada saat itu saya harus menyetujui bahwa
saya akan mengundurkan diri tanpa pesangon, karena saya mengundurkan
diri sebelum periode kontrak kedua habis. Dan saya menyetujui
kesepakatan itu karena jika saya menunggu periode kedua kontrak kedua
saya habis maka pendaftaran masuk ke Perguruan Tinggi yang saya tuju
tentu sudah ditutup. Saya tidak pernah menyangka bahwa orang-orang yang
biasa berhadapan dengan mesin dan robot bisa menangis ketika saya
berpamitan dengan mereka semua. Di situ saya mengerti bahwa kerja sama
tim (Team Work) bukan sekedar urusan profesi, ketika kami bekerja sama
dalam suatu pekerjaan kita akan saling ketergantungan antara satu dengan
yang lain dan akan mendjadi seperti satu keluarga apalagi ketika kami
merasa satu nasib dalam perantauan. Satu lagi fungsi sosial yang saya
dapatkan ketika saya masih berada dalam dunia industry khususnya bidang
otomotif.
VIII. Tips-tips aman
1. Yang
saya tuliskan dalam artikel diatas adalah pengalaman pribadi saya, jika
anda calon karyawan astra maka ambil mana yang menurut anda baik dan
abaikan apa yang menurut anda tidak baik termasuk rencana masa depan
anda yang mungkin berbeda dengan rencana masa depan saya.
2. Bekerjalah
dengan menerapkan kedisplinan dan kecintaan anda terhadap pekerjaan
anda untuk mencapai hasil yang maksimal dan itu akan membantu anda dalam
mengatasi rasa lelah serta resiko kelalaian kerja
3. Jalin
relasi sosial yang baik dengan rekan kerja anda karena ada beberapa
pengalaman yang mungkin tidak akan anda dapatkan selama anda menjalani
pelatihan dan itu bisa anda dapatkan dari kerjasama tim
4. Hati-hati
karena PT. ADM berada di kota besar Jakarta, berdasarkan pengalaman
saya banyak teman-teman di Astra yang menjadi korban pemalakan dan
perampokan
5. Kendalikan
diri anda untuk menguasai lingkungan, jika anda mampu bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar, maka kemungkinan besar anda akan merasa
nyaman dan aman
6. Kenali
lingkungan dengan baik dan jangan terpengaruh dengan berbagai bentuk
godaan yang menyimpang, PT. ADM tidak jauh dari lingkungan yang mal
adaptif (pemakaian narkoba khususnya ganja, dunia malam, balap liar, dan
kekerasan)
7. Hati-hati
terhadap fungsi lawan jenis, tidak sedikit teman-teman di PT. ADM yang
pulang dengan kekecewaan karena terbius oleh cinta yang bertahan sesuai
dengan waktu kontrak kerja di PT. ADM
8. Kenali
baik-baik penawaran hadiah yang dilakukan oleh orang yang baru saja
anda kenal, jangan sampai hadiah tersebut harus anda tebus dengan
seluruh isi ATM anda
9. Jangan
menaruh curiga pada siapapun, waspada dan cukup hati-hati untuk anda
tanamkan sendiri. Waspada bukan berarti curiga, berfikir positif namun
tetap cermat dan hati-hati
10. Jagalah ATM dan kartu Jamsostem anda dengan baik, karena suatu saat kartu itu akan anda butuhkan untuk mengurus keperluan anda
11. Mohon
maaf hanya sebagian kecil yang bisa saya tulis. Secara khusus, jika ada
kekurangan mengenai artikel atau anda butuh pengalaman lebih lanjut
anda bisa hubungi :
Saya bersedia berbagi pengalaman dengan anda sebatas apa yang saya ketahui tentang pengalaman saya di PT. ADM,
Terimakasih, Semoga bermanfaat.
Info Lowongan Kerja Jabodetabek Terbaru
BalasHapuswahh gan makasih banyak infonya , sangat membantu :)
BalasHapusSaya baru kelas 11 sma,saya termitifasi sekali setelah baca ini mas,terimakasih ya
BalasHapusSaya termotifasi sekali untuk rajin belajar dan berolahraga agar fisik saya kuat
BalasHapusSangat menginspirasi saya.. Saya dari smp ingin sekali kerja di astra ..minta bantuan buat cara nglamar kerja mas..
BalasHapusSaya senang setelah membaca tulisan ini, saya mempunyai gambaran bagai mana kerja di perusahaan Otomotif seperti ADM. Semoga kamu sukses selalu
BalasHapuskonsep baca blognya ini bikin mata lelah mas, coba background/warna tulisannya diganti
BalasHapusMaaf, tulisan anda sangat baik. Namun, sangat butuh effort untuk mencoba membacanya. Mungkin dapat diubah warna background agar tidak terlalu menutupi tulisan. Trm ksh.
BalasHapusTerimakasih infonya kak. Semoga berkah untuk kakak serta untuk yang lain. Aamiin
BalasHapusWah bagus buat motivasi tambah semangat , nanti sabtu ini interview pt adm. semoga lolos tahap ini
BalasHapusTerima kasih atas pengalamannya semoga sukses terus
BalasHapusTerimakasih, saya jadi termotiavsi :D
BalasHapus